Akira adalah seorang muallaf yang berasal dari Jepang. Dia memperoleh hidayah untuk memeluk Islam ketika belajar bahasa Indonesa di Jurusan Sastra UI. Lima belas tahun kemudian dia kembali ke Jepang. Awal yang berat bagi Akira ketika dia kembali ke Jepang. Sebab dengan bekal ilmu keislaman yang masih sedikit, dia harus menghadapi medan dakwah yang sangat menantang. Di Jepang , sebagian besar masyarakatnya percaya terhadap dewa-dewi, negeri yang maju teknologinya namun masyarakatnya berjiwa rapuh dan tidak peduli diri mereka menganut agama atau tidak. Semua itu tak mudah bagi Akira untuk menaklukan serta mempertahankan keislamannya.
Suatu hari, Akira menemukan para gelandangan di mushalla dekat rumahnya saat subuh tiba. Akira pun menolong mereka dan memberi mereka makanan. Para gelandangan itu sangat senang dan berterima kasih kepada Akira. Kemudian Akira bertemu dengan teman lamanya yang bernama Johzen. Dia senang dapat bertemu teman lamanya. Johzen mempunyai adik perempuan yang bernama Megumi yang katanya juga seorang mallaf. Namun dia kabur dari rumah. Suatu hari di tengah keramaian Festival Nebuta, puncak festival di musim panas, Megumi dikeroyok oleh dua orang lelaki. Akira melihatnya dan berusaha menolong. Tapi, malang nasibnya. Justru Akira yang dipukul sampai pingsan. Megumi yang hendak dilarikan dengan mobil, bisa menyelamatkan diri dan segera menghilang di tengah kerumunan. Sebelumnya, dia meninggalkan secarik kertas pada Akira, tertulis jelas tujuannya dan harapannya agar bisa bertemu Akira suatu saat nanti.
Ketika siuman, Akira terkejut. Ayah, ibu, dan kakak perempuannya yang baru saja kembali dari Chicago telah menjadi pengikut Bunda Maria. Sementara kakak laki-lakinya yang selama ini tinggal bersamanya belum terikat pada agama apapun. Sejak saat itu, rumah Akira dipenuhi oleh pernak-pernik Kristen, semacam patung-patung Bunda Maria, Palang Yesus Kristus, dan nyanyian-nyanyian ala pemeluk Kristiani lainnya. Mendapati kenyataan ini, Akira bersedih. Merasa perjuangan hidupnya semakin berat. Niatnya untuk mendakwahkan Islam, harus terbentur pada masalah keluarganya sendiri.
Belum selesai urusannya dengan keluarga, Akira harus menerima kenyataan yang lebih pahit lagi. Mushalla yang biasa digunakan untuk ibadah serta diskusi masalah keislaman bersama teman-temannya, dibakar oleh orang yang tak dikenal. Padahal, malam itu, Megumi yang telah diusir oleh keluarganya tiba-tiba datang dan menginap sementara di mushalla tersebut. Ketika api bisa dijinakkan, Akira tak menemukan tanda-tanda jasad Megumi. Akira terpikir untuk menemui keluarga Megumi. Melaporkan keadaan terakhir Megumi. Di rumahnya, Akira hanya menemukan Johzen. Ternyata dialah otak pengeroyokan Megumi pada Festival Nebuta. Dia pula yang bersikeras mengusir Megumi. Bahkan, sempat terlintas di kepala Akira bahwa dalang pembakaran mushalla adalah Johzen. Selanjutnya, Akira pun pergi menemui Dr. Toyyama, ayah Megumi, yang sedang mengajar di Universitas Tokyo. Di sana ia menceritakan semuanya. Dan terbongkar pula kalau Johzen hanyalah keponakannya, bukan anak kandungnya.
Masalah demi masalah datang silih berganti. Kasus Megumi dan pembakaran mushalla belum selesai, kehebohan lain datang dari Islamic Center di Tokyo. Ada Professor muda lulusan Amerika yang berceramah menyimpang dari ajaran Islam. Kemudian cobaan yang paling berat bagi Akira adalah dia diminta keluar dari rumahnya, tak boleh kembali dalam jangka waktu lima tahun. Sungguh, pengusiran halus dari orang tuanya. Namun untungnya ada seorang muallaf seperti Akira yang mau menolongnya. Dia bernama Mori. Dia menyuruh Akira untuk tinggal di rumah kontrakannya. Dan ternyata gelandangan yang dahulu pernah ditolongnya telah masuk Islam dan juga tinggal di rumah Mori. Disaat yang bersamaan dia juga menemukan Megumi yang sedang menyamar di taman. Megumi pun disuruh untuk ikut tinggal di rumah Mori.
Sore harinya, ketika sedang jalan-jalan, tiba-tiba ada seseorang yang memukul Akira sampai babak belur. Namun kemudian ada yang menolonga Akira. Dan ternyata dia adalah kakak laki-lakinya. Seminggu kemudian di rumah Mori, Akira mengadakan diskusi tentang Islam karena teman-temannya dari Indonesia yang telah mengajari Akira tentang Islam datang ke tempat itu, walaupun lukanya belum sembuh benar. Akira sangat senang. Ketika itu Akira dan teman-temannya yang dari Indonesia serta para gelandangan yang telah dia tolong dan juga Dr. Toyyama berbincang-bincang tentang Akira yang belum menikah. Semua setuju apabila dia menikah dengan Megumi terutama Dr. Toyyama. Akhirnya pada saat itu juga dilangsungkan pernikahan Akira dengan Megumi. Tanpa sadar beberapa yang hadir di sana menitikkan air mata. Dan pernikahan itu diliputi perasaan haru.
Ketika acara akad nikah baru saja selesai, ada seseorang dipintu masuk. Dan ternyata itu adalah kakak laki-laki Akira, yang bernama Kenji. Kenji mengatakan bahwa dia ingin masuk Islam dan mempelajari tentang Islam. Begitu terharunya Akira mendengar hal itu. Kakaknya yang cuek dan sering memarahinya kini ingin masuk Islam. Dan ternyata dia benar-benar menyayangi adiknya. Kenji ternyata tertegun dan salut kepada Akira yang benar-benar memperjuangkan Islam. Dan kini mereka berjanji akan memperjuangkan Islam bersama-sama dan akan menghadapi segala rintangan dan tantangan yang merupakan ujian bagi keimanan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar